Setiap orang tentunya pernah merasa kehilangan. Entah itu kehilangan
benda kesayangan, orang tersayang ataupun kesempatan jadian dengan gebetan. Kita
tentunya tahu, bahwa yang namanya kehilangan pasti selalu meninggalkan
kenangan, entah itu kenangan bersama orang tercinta, hewan terkasih ataupun
mantan terindah, kenangan tersebut bisa saja terlupakan ataupun disimpan dengan
rapi dalam ingatan; kalau aku, salah satu dari sekian banyak kenangan yang masih tersimpan
dalam ingatan ialah tentang kucing peliharaanku yang sekitar empat bulan lalu
meninggal karena keguguran ‘dalam’. Kucing tersebut bernama Febi. Aku pernah
menceritakan tentang Febi di tulisan ini.
Sebelum benar-benar kehilangan kucingku Febi. Aku dan kucing-kucing lainnya
mengenal Febi sebagai sosok yang cerdas, gesit, cuek dan gampang lapar,
sepertiku, ia bisa mengambil makanan di atas meja makan tanpa meninggalkan
jejak, tidak seperti kucing lain yang sering menjatuhkan piring hingga pecah,
Febi justru dapat melakukan semuanya tanpa merusak apapun. Kata mamah, Febi adalah
pencuri makanan yang ulung, entah dari mana ia mendapatkan ilmu tersebut.
Meskipun sangat lihai dalam hal mencuri makanan, Febi nyatanya sering bersikap
cuek saat diberi makanan ataupun saat melihatku makan. Ketika orang rumah sedang
makan, kucing-kucing yang lain akan mengeong dengan wajah memelas agar diberi
makanan, namun tidak dengan Febi, ia hanya akan duduk manis di sofa sambil menonton
kucing lain yang sibuk meminta makan, ia seakan tahu kapan harus makan dan kapan harus memberikan
kesempatan kepada pemiliknya untuk makan dengan tenang tanpa gangguan.
Meskipun hanya seekor kucing kampung, pesona dari kucing yang satu ini
selalu berhasil menarik perhatian kucing-kucing tentangga. Entah sudah berapa kali
Febi menjalin hubungan gelap dengan kucing-kucing jantan yang ia temui di luar
sana, yang jelas Febi sudah tiga kali hamil dan beberapa anaknya masih bertahan
hidup sampai sekarang. Sayangnya, di kehamilan yang ketiga, ia tak sekuat
sebelumnya. Febi yang dulu rajin mengikutiku kesana-kemari, sering
membangunkanku dengan suaranya di depan pintu kamar, hingga yang sering
mencakarku saat kuajak berselfie, harus menahan sakit karena anaknya meninggal
saat masih berada dalam rahim. Mengetahui hal tersebut, aku dan mamah
kebingungan, kami bingung bagaimana cara menangani dan mengobati kucing yang kesakitan
karena keguguran, mau dibawa ke dokter, tapi di daerah tempat tinggalku masih agak sulit menemukan dokter hewan.
Pada akhirnya selama dua minggu, Febi pun hidup dalam keadaan yang mengkhawatirkan
karena masih membawa tubuh anak-anaknya dalam perut. Seandainya saat itu bisa
dioperasi cecar, kondisinya mungkin akan lebih baik, namun apa mau dikata, di
pagi hari yang cerah aku justru menemukan Febi tergeletak di halaman
rumah. Ada rasa bersalah karena tidak
bisa merawat Febi dengan baik juga merasa sangat kehilangan karena Febi adalah salah
satu kucing yang sudah kupelihara sejak masih kecil. Hiks
Tak lama setelah itu, papaku langsung menguburkan Febi di samping rumah.
Selain aku yang merasa sedih karena kehilangan Febi, kucing-kucing lain seperti
Nala, Fera, Yufi dan saudara-saudaranya pun terlihat sedih, entah sedih karena
melihat Febi sudah tak lagi bernyawa, ataukah sedih karena saat itu aku lupa
memberi mereka sarapan, atau mungkin keduanya. Hmm. Kangen Febi, semoga saat ini kucing manis
itu sudah tenang di alam sana bersama anak-anaknya. Aaminn:’)
***
- Tulisan ini diikut sertakan dalam 7 Hari Tantangan Menulis #KampusFiksi #BasabasiStore.
- Tantangan di hari ke-6 sudah kuselesaikan.
- Uhuk. Telat posting lagi.
Aamiin, apa yang dirasakan Mba Novi pernah aku alami sebelumnya. Hanya saja kejadiannya berbeda. Dulu siro (kucingku) terjatuh ke dalam sumur. Sedih sih mengingatnya..
BalasHapusTapi salut aku sama Mba Novi, bisa tahu semua tentang kucing, maksudnya sampe sedekat itu sampe kucing kesayangannya. Mulai dari beranak berapa kali, bahkan berhubungan gelap sekalipun..hehe
Biasanya kalau lagi makan teringat nyamerin, tapi setelah tak ada jadi ada yang kurang ya, Mba :)
Aku juga pernah ngalamin gitu, kucing jatuh ke dalam sumur, tapi itu udah lamaaaaaa banget, pas aku masih kecil. Sedih banget, tetangga sampe turun ke sumur pake tangga buat ngambilin kucing itu:(
HapusYah, gimana gak deket kalo kucingnya tinggal dalem rumah yang aku tinggali, wkwkw. Mau kesana-kemari, keliling-keliling dalem rumah pun pasti ketemu kucing itu, jadi otomatis, bisa tahu tentang perkembangan dan apa aja yang terjadi sama si Febi heheh xD
Bener. Jadi merasa ada yang kurang, biasanya suka ketawa liat si Febi yang santai gitu disaat yang lainnya lagi sibuk, sekarang udah engga. Huhu
:( , malam malam baca postingan sedih ini, kok jadi teringat dengan kucing punya kk dulu, yang dimakan anjing :(
BalasHapusMaaf udah bikin Mas Fajarnya sedih gegara baca postingan ini. Huhu. Kasian banget di makan anjing huaaaah :((((
HapusKucing ku juga hilang 2 ekor lagi..
BalasHapusPadahal kesayangan semua, tapi mreka ga suka mencuri sih,,
suka kencing smbarangan aja., tapi aku sayang mreka.. jadi ingat kucing ku..
Ya ampun. Biar gimanapun kucing juga perlu untuk dibiarin bebas sih, tapi sayang juga kalo sampe hilang gitu:(
HapusAwal melihara kucingku juga gitu sih, nakal, suka kencing sembarangan, tapi setelah diajarin, Alhamdulillah jadi pinter semua.
Akhir ceritanya tragis...
BalasHapusGue jadi inget sama kucing gue yang Mati gara-gara gue tinggal ke sulawesi dalam beberapa bulan,,, Eh pas balik ternyata doi udah gak ada...
Hiks, Iya:(
HapusSemoga kucingnya tenang di alam sana ya:'))
Kucingnya cantiiikkk banget
BalasHapusAku pnya kucing banyak bgt dulu, tp langsung dikasiin orang. Soale aku ya ndak tega kalo liat kucing mati 😢
Alhamdulillah, Febi pasti seneng dah kalo dipuji gini hahaha
HapusYawlah, itu orangnya bisa dipercaya eh? Aku malah takut ngasih kucing ke orang, takutnya orang itu gak bisa ngerawat kucing:(